Selasa, 10 Juni 2014

Rasa Emak



Ada satu certa dibalik bisnis aku ini.. cerita yang mengilhami untuk dibuatkan sesuatu tentang kue-kue khas Betawi ini.  Cerita tentang bagaimana Mampang House of Talam ini akhirnya menjadi sebuah bisnis bagi aku dan tentu saja bagi keluarga. Cerita bagimana produksi kue-kue khas Betawi ini berani aku jual.

Ketika aku ingin mewujudkan bisnis online untuk kue-kue yang dibuat oleh Emak (panggilan aku kepada Ibu) dan adik-adiknya, aku mesti berfikir ulang. Masa yang dijual hanya kue-kue Talam dan Pepe saja? Emang kue-kue khas Betawi lainnya gak layak apa untuk dijual online? Terus aku berdiskusi dengan Emak. Emak adalah seorang perempuan biasa yang mempunyai talenta luar biasa menurut aku terutama di bidang kuliner..


Sedikit cerita tentang latar belakang Emak. Beliau dulunya adalah seorang “kuli masak”. Kalau dulu, pada masyarakat Betawi pada umumya, jika mengadakan suatu hajatan besar seperti pesta perkawinan, maka dipanggilah beberapa orang untuk memasak. Biasanya beberapa orang ini pekerja lepas dan membentuk kelompok. 1 Keompok terdiri dari 3- 4 orang. Mereka biasanya ahli dalam memasak makanan tertentu. Bahkan kalau kelompok itu sedikit atau Cuma 2 orang ya..mereka akan memasak semua apa yang si Empu hajat ini minta. Bisa kue, lauk-pauk untuk nasi atau masakan lain yang tidak hanya menjadi ciri khas masakan Betawi.

Emak mempunyai kelompok terdiri 4 orang. Emak sendiri pegang untuk makanan di luar kue. Seperti Lauk pauk khas Betawi. Soto Betawi, Gado-gado, Sayur Asem, Cramcam (semacam kredok). Semur Daging, Pindang Tulang (Tulang Iga, bisa di ganti dengan ikan Bandeng, atau daging ayam namanya jadi Pindang Bandeng atau Pindang Ayam), Sop Iga, Asinan Betawi, Bebencok nama lainnya Mustopa.  ..ada yag tahu makanan Bebencok seperti apa? Itu adalah irisan kentang yang dipotong memanjang tipis ada juga yang dipotong bulat tipis lalu di goreng garing dicampur dengan kacang tanah dan diaduk bersama bumbu yang terdiri dari cabe merah besar yang di tumbuk halus dengan bumbu lain seperti bawang putih, lada dan ebi. Dari Ebi inilah aroma sedap itu datang.
Emak dan kelompoknya ini akan memasak di rumah si Empu hajat dan tinggal disana selama 3-4 hari lamanya. Bagian tentang Kuli Masak aku buat tulisan sendiri nanti.

Selain menjadi Kuli Masak, Emak juga berjualan di rumah untuk menghidupi kami sekeluarga termasuk adik-adik Emak yang pada waktu itu masih ada yang sekolah. Dirumah, Emak berjualan nasi uduk, dan gado-gado. Jangan salah loh! Gado-gado Emak sangat enak dan terkenal sampai ke Pasar Minggu sana, bahkan sampai ke daerah Kebayoran Lama. ‘Gado-gado Mpok Mumun’ namanya. Bahkan aku ingat, warung kami buka persis setelah sholat shubuh. Dan jamaah sholat shubuh dari Mesjid dekat rumah itu adalah pelanggan setia yang hampir tiap hari mampir ke warung Emak. Warung kami kalau pagi ramai oleh pembei yang ingin berangkat kantor. Pagi Emak jualan nasi uduk dan teman-temannya.. ada ketan kelapa, ketan bumbu kuning, gemblong, pisang goreng, ubi goreng, tahu & bakwan goreng dan kue-kue seperti bugis, unti, kue pisang / nagasari. Jam 9 makanan untuk sarapan pagi tersebut biasanya sudah habis. Dan kami ganti berjualan gado-gado untuk menu siangnya. Sampai aku SMA, Emak masih berjualan. Selepas SMA karena aku sudah bekerja, tongkat jualan berganti ke adik Emak untuk diteruskan. Emak sesekali masih menerima tawaran untuk menjadi kuli masak. Dari kuli masak itulah keahlian memasak selain lauk-pauk bertambah. Emak juga belajar untuk memasak kue-kue khas Betawi lainnya seperti Kue Pepe (http://ekonomi.kompasiana.com/wirausaha/2013/08/24/kue-pepe-si-lengket-manis-dan-kenyal-586157.html). Wajik, Tape Uli, Geplak, Dodol. Kue Pepe khas Betawi yang satu ini harus ada di setiap hajatan besar. Menurut Emak, memasak kue Pepe itu mengajarkan kita untuk bersabar, teliti dan hati-hati. Kesabaran itu diperlukan, karea memasak kue ini relatif lama. Butuh ketelitian karena jika tidak teliti dalam takaran untuk adonan kue, maka kue Pepe tidak akan jadi.. entah itu gak bisa di angkat dari loyangnya atau gak bisa dipotong-potong..lembek dan biasanya tidak tahan lama.

Berawal dari situlah aku memutuskan untuk mengembangkan bisnis kue ini. Karena semakin hari semakain banyak yang meminta Emak untuk membuatkan kue Pepe dan Talam. Dalam seminggu kami bisa membuat 10-20 loyang sesuai pesanan. Apakagi jika musim perkawinan di masyarakat Betawi tiba.

Yang menjadi sedikit masalah, kami hanya terbatas untuk kue-kue basah Pepe da Talam saja. Aku lama berdiskusi dengan Emak. ”Mak, masa cuma kue pepe sama talam doang yang di jual?  harusnya ada kue-kue langka lainnya” ..Kalau untuk bikin dodol, wajik dan geplak, Emak dah gak sanggup..cape dan tenaga sudah berkurang” balas Emak. Sementara adik-adik Emak cuma dibekali ketrampilan bikin kue Pepe dan Talam saja, termasuk Uli. Hingga aku memutuskan untuk hunting bersama Emak mencari saudara-saudara jauh dari pihak nenek & kakek yang dulu dan masih hingga sekarang membuat kue-kue basah selain kue Pepe dan Talam.

Tidak mudah bagi aku dan Emak menemukan saudara atau sanak famili yang masih membuat kue-kue tersebut. Halangannya ada saja, dari yang sudah meniggal, pindah jauh ke pinggiran Jakarta dan tidak ada yang meneruskan tradisi untuk membuat dodol atau wajik.
Sampai juga kami di daerah tempat pembuatan sentra dodol Betawi di daerah, Kemuning, Pasar Minggu. Setelah 2 hari menjelajahi di daerah sana, tetap kami belum menemukan rasa yang pas dan rasa yang mengingatkan akan masa lalu. Yang bisa merasakan tested tersebut hanya Emak. Entah Dodolnya yang pake biang gula..atau dodol ini kurang kelapanya, atau tepung beras/tepung ketan yang dipakai bukan kualitas utama. Emak bisa merasakan itu semua. Ada saja yang kurang di lidah emak. Sampai akhirnya kami diarahkan oleh orang sekitar untuk datang ke rumah salah satu rumah yang berada di daerah Samali..Mpok Ati namanya. Mpok Ati ini sudah biasa buat dodol dan kue-kue khas Betawi lainnya sejak duu. Dan Mpok Ati adalah generasi ke tiga dalam membuat dodol, wajik dan geplak. Di Mpok Ati inilah akhirnya dodol rasa Emak, aku temukan, karena memang pas sesuai dengan selera Emak. Emak bilang, bahwa Dodol yang enak membuat dia terkenang akan masa lalu. Akupun menjalin kerjasama dengan Mpok Ati sebagai salah satu rekanan dari Mampang House of Talam.

Itu baru urusan dodol and the geng. Bagimana dengan kue-kering? Di Betawi cukup banyak jenis kue-kue keringnya. Ada Kembang Goyang, Biji Ketapang, Biji Kacang (Keripik Bawang), Akar Kelapa dan Rengginang. Untuk menemukan orang-orang yang bisa buat itu semua juga tidak mudah. Lagi-lagi rasa Emak memutuskan segala sesuatunya. Paling tidak aku percaya dengan rasa Emak ini, karena aku tahu, Emak mempunyai selera yang tinggi untuk merasakan makanan ataupun kue-kue tersebut apakah layak dikonsumsi orang banyak dan bisa dijual. Satu yang pesan Emak, bahwa jika kita ingin menjual makanan ataupun kue, kita harus membuat kue-kue tersebut dengan bahan-bahan yang bagus dan kualitas utama. Agar tahan lama dan yang terpenting rasa. Karena dengan rasa yang enak dan cocok di lidah, semua pelanggan akan datang mencari kue buatan kita lagi, lagi dan lagi. Maka dari itulah semua kue-kue yang di produksi oleh Mampang House of Talam terbuat dari bahan- bahan kue berkaulitas tinggi dan bagus.




Itulah sekelumit tentang Rasa Emak dari Mampang House of Talam. Sudahkan anda mengunjungi website kami? Kunjungilah dan pesanan siap kami buatkan. Salam Talam.

8 komentar:

  1. Enak ya mak punya emak jago masak. Bebencok itu Kalo aku sebutan nya kering kentang aja..Sukses ya mak usaha nya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kania..
      Terima kasih sudah mampir.
      Iya..tiap daerah namanya beda-beda.

      Hapus
  2. Untung masih ada Emak! Btw aku juga pengen ngicipin Biji Kacangnya yaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tanti
      Bukannya waktu itu sudah pernah cicip ya?
      Bedah Buku RE? aku bawa banyak tuh....
      THank you dah mampir.
      Akhir bulan Jui ini Biji Kacang sudah siap..

      Hapus
  3. pengen nyoba kue talamnya bu Erna.. alamatnya dimana Bu? harus pesan dalam jumlah besar ya?? :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dear Riski,
      Memang ada minimum order sih ..
      Ada minimum dibawah minimum..hehehe min 30 buah..tiap talam.
      Mampir donk..ke website nya
      atau hub aku ya..

      Hapus
  4. Kue talamnya enak, geplaknya juga pasti enak... Aku penggemar geplak nih ... Dodol juga, tapi jangan yang terlalu manis... Ralat deh, semua kue dan penganan khas Betawi ane suke.... Hehehe... Semangat ya, Nana !!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Emang top markotop deh makanan Betawi..
      Pesen dodol & Geplak ya pas lebaran nanti..

      Hapus