Jumat, 05 September 2014

Gado - Gado Emak



 
sumber google


Gado-gado.. siapa yang gak pernah makan itu? Aku rasa semua sudah pernah ngerasain dan makan gado-gado. Entah gado-gado pinggir jalan, sampai gado-gado Cemara atau Gado-gado Boplo yang terkenal itu.. Tapi bagi aku Gado-gado buatan Emak lah yang paling maknyus.. gado-gado yang sangat sederhana. Entah kenapa akhir-akhir ini aku begitu kangen ingin makan gado-gado bikinan Emak. Pake banget loh..kangennya... Gado-gado yang membuat begitu banyak pelanggan dari mana saja mencari dan makan di warung Emak. Dan pelanggan gado-gado Emak, seingat aku sampai datang dari daerah Kebayoran lama, Pasar Minggu sonoan dikit... juga Karet Kuningan.

Gado-gado yang bikin aku nangis kalau kehabisan. Gado-gado yang gak pernah bosen dimakan setiap hari. Gado-gado yang waktu dikerjakannya pake hati.. ikhlas buat nyenengin orang.. itu selalu yang Emak bilang. Kalau makanan yang kita jual gak enak, kasihan orang yang beli dan besok-besok bisa gak datang lagi.. Emak selalu bikin atau membuat sesuatu makanan harus bisa membuat pelanggannya atau siapa saja yang makan akan tersenyum puas, enak. Penting juga adalah berani bumbu.. hmm.. jadi rahasinya adalah ‘berani bumbu’..ok Mak..!

sumber google

Gado-gado Emak sangat sederhana hanya sayuran yang terdiri dari kangkung, kacang panjang, toge, kol dan labu siam rebus. Toping nya cukup bawang goreng dan kerupuk merah. Ya..kerupuk merah yang lebar-lebar itu. Kacang tanah masih bulat-bulat yang cuma di goreng. Dibarisan bumbu, selain kacang tanah yang di goreng, ada cabe rawit merah rebus, air asam, gula merah dan jeruk limo yang tidak boleh ketinggalan harus selalu ada dan tidak lupa juga terasi goreng. Air asam yang biasa Emak sajikan gak cuma ada asam jawa tapi campuran dengan tomat rebus didalamnya. Selain itu Emak selalu menyediakan lontong yang selalu di buat sendiri. Lontong yang gurih dan harum daun pisang. Serta masi putih yang begitu matang segera diangkat dari kukusan lalu dimasukkan kedalam bakul kemudian di kipas-kipas dengan kipas bambu. Yang membuat nasi jadi harum ‘bambu’..hahaha.. 

Jadi, kalau ada pelanggan datang, Emak akan memulai rutinitas nya. mengulek  kacang sampai halus. Sesekali tambahkan air asam, lalu masukan gula merah, rawit merah yang mau pedas, tambahkan terasi dan sedikit garam dan seterusnya. Kemudian mulai dimasukkan sayur mayurnya. Diaduk dengan lontong yang dipotong-potong bulat. Sajikan dengan taburan bawang goreng yang garing serta kerupuk merah.. Voila..! jadilah Gado-gado ‘Mpok Mumun’ yang maknyus.!. pinjem katanya pak Bondan. Nah, mungkin karena proses tersebut barangkali yang bikin para pelanggan gado-gado Emak, datang, datang dan datang lagi.

Seiring dengan waktu, zaman aku SMA Emak mulai menambahkan telor rebus dan tahu-tempe goreng sebagai pelengkap. Tapi masih dengan resep dan rutinitas lama. Dan pelanggannya pun kian bertambah. Biasanya gado-gado baru akan mulai dijual setelah nasi uduk dan nasi ulam sudah habis terjual. (tunggu cerita tentang Nasi Ulam dan Nasi Uduk Emak ya...)  

Kini, umur Emak sudah 74 tahun, sudah tidak berjualan lagi. Emak menurunkan semua keahlian dalam masak memasak kepada adik-adiknya serta kakak ku. Kalau aku, cukup tahu dan bisa masak yang dimakan hanya untuk anak-anak dan suami. Sesekali Emak kadang masih suka masak buat aku dan keluarga.. gak mau diem orang nya.. ada saja yang harus Emak kerjakan di masa tua nya.. dan masak adalah satu Emak mengisi waktu. “Mak, besok kita bikin gado-gado ya..?.”

6 komentar:

  1. aku juga suka Mak, gado - gado yang banyak sayurnya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ssiip...
      Sama donk kita ya..
      Makasih ya Mak..sudah mampir..

      Hapus
  2. Wah gado2 emak pasti istimewa rasanya ya mak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Mak.. apalagi bikinnya dengan hati dan cinta ..
      Hmmm..gak ada duanya..

      Makasih ya sudah mampir..*ambildehgado2nyasebungkus..#eeaa

      Hapus
  3. kata suami, gado-gado yang bikinnya sepenuh hati itu memang enak pake banget.. :).
    orang tua yang waktu mudanya pekerja keras, memang ga bisa diam kalau sdh tua, hehehe. Sama kayak Mbah, usianya sdh kira2 80 tahunan tapi masih bolehlah bolak2 Jakarta - Purwokerto pakai bis.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul itu..semua masakan kalau dikerjakan dengan hati, pasti hasilnya enak..

      Makasih ya ..sudah mampir

      Hapus